Contoh Kliping tentang Gerakan Sosial
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa kini kita
semua sering menjumpai aksi-aksi demontrasi yang dijalankan oleh gerakan-gerakan
sosial baik dari kalangan mahasiswa maupun elemen masyarakat. Ini
semua karena mereka peduli terhadap bangsa Indonesia tercinta ini. tak bisa di
pungkiri bahwasannya gerakan-gerakan sosial sangatlah berpengaruh terhadap
perjalanan perkembangan bangsa Indonesia ini.
http://cryzzahwa87.blogspot.com/2013/04/contoh-kliping-tentang-gerakan-sosial.html
Penulis akan
membawa pembaca untuk melihat aksi dari gerakan sosial,
misalanya gerakan mahasiswa tahun 1998 merupakan sebuah contoh gerakan sosial
yang berhasil dalam misinya. Memang tidak semua slogan yang di inginkan dalam
gerakan mahasiswa bisa terwujud namun langkah-langkah dan karakteristik yang
diambil dalam aksi unjuk rasa mahasiswa Indonesia selama tahun 1998 menunjukkan
sebuah ciri-ciri gerakan sosial. Saat Presiden Soeharto
mengundurkan diri 21 Mei 1998, gerakan mahasiswa yang marak di hampir seluruh
kampus di Indonesia mencapai klimaksnya. Sesudah itu perlahan-lahan situasi
kampus kembali ke kehidupan perkuliahan. Boleh dikatakan, gerakan sosial
seperti itu seperti sebuah gerakan resi yang turun gunung manakala situasi
membahayakan negara memanggilnya.
Mahasiswa yang
muncul sebgai suatu segmen masyarakat yang terdidik, terpengaruh budaya
pendidikan Barat dan belajar menganalisa masyarakatnya keluar dari
tradisi-tradisi umumnya yang ingin menempatkan “Pemerintah” sebagai sebuah
institusi yang serba benar. Para gerakan-gerakan sosiaol dari semua kalangan
muncul itu bukan karena ingin narsis kepada para wartawan. Tapi patut
ditekankan bahwa kemunculan mereka adalah sebab dari ketimpangan-ketimpangan
para rezim yang berkuasa dan penindasan-penindasan yang dilakukan oleh para
rezim. Seperti, biaya sekolah mahal sampai-sampai anak miskin dilarang sekolah,
bahan makan sembako mahal, dan penindasan-penindasan lainnya. Bahkan dalam
dunia pendidikan bagi dunia mahasiswa itu juga tidak lepas dari kenakalan yang
dilakukan oleh rezim yang berkuasa.
http://cryzzahwa87.blogspot.com/2013/04/contoh-kliping-tentang-gerakan-sosial.html
Misalnya,
semenjak NKK/BKK diberlakukan terhadap kampus untuk meredam pengaruh politik
dari ormas-ormas yang ada atau pengaruh dari pesaing politik yang anti atau
vokal terhadap kebijakan pemerintah, mahasiwa disibukkan oleh urusan kuliah.
Sistem SKS yang diberlakukan telah mendorong mereka untuk mencurahkan perhatian
semata-mata pada perkuliahan. Kegiatan ekstrakulikuler dan keorganisasian
mahasiswa lainnya dipersulit untuk dikatakan tidak dilarang sama sekali. Oleh
karena itulah generasi NKK/BKK itu melahirkan mahasiswa yang manut terhadap
kekuatan pemerintah atau bahkan mungkin penakut. Inilah yang terjadi dalam
dunia mahasiswa sekarang. Yang mana hanya kuliah, kos, perpustakan, kantin.
Mereka tidak pernah berani untuk menganalisis realitas sosial yang terjadi
disekitarnya.
Maka dari itu
penulis menyajikan sebuah tulisan tentang gerakan sosial,
faktor penyebab munculnya, dan macam-macam gerakan sosial. Yang mungkin dapat
diambil hikmahnya oleh penbaca. Yang nantinya akan bersikap kritis terhadap
keadaan yang terjadi disekitar kita.
Penulis
menyadari dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan atau jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan, pengalaman, dan pengetahuan
penulis. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif
sangat penulis harapkan.
Akhirnya besar harapan penulis
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat. Amiin Ya Robbal ‘Alamin.
Dari latar
belakang yang tertulis diatas penulis dapat merumuskan masalah yang terkait
dalam gerakan sosial, diantaranya :
a. Bagaimana pengertian dan
konsep dari gerakan sosial ?
b. Sebutkan macam-macam dan
fungsi gerakan sosial ?
c. Bagaimana faktor
penyebab atau pemicu munculnya gerakan sosial ?
Tujuan Penulisan
a. Untuk memahami pengertian dan
konsep gerakan sosial.
b. Untuk memahami macam-macam
gerakan sosial.
c. Untuk memahami faktor pemicu
atau penyebab munculnya gerakan sosial.
BAB
II
PEMBAHASAN
Pada tahun 1966
para mahasiswa anggota KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) yang berusaha
mengagalkan upacara pelantikan anggota kabinet baru dengan jalan memblokade
jalan-jalan yang menuju istana-istana merdeka dengan kendaraan-kendaraan
bermotor yang bannya dikempesin. Dua puluh tahun kemudian penduduk wilayah
palestina yang diduduki Israel melancarkan gerakan yang dikenal dengan nama
intifadah—demontrasi, pemogokan serta konfrontasi dengan pasukan Israel dengan
menggunakan batu dan bom api.
Bagaimana
gerakan seperti itu dilihat oleh sosiologi ? dalam sosiologi gerakan tersebut
di atas diklarifikasikan sebagai suatu bentuk perilaku kolektif tertentu yang
diberi nama gerakan sosial.
Gerakansosial adalah aktivitas sosial berupa gerakan sejenis tindakan
sekelompok yang merupakan kelompok informal yang berbetuk organisasi, berjumlah
besar atau individu yang secara spesifik berfokus pada suatu isu-isu sosial
atau politik dengan melaksanakan, menolak, atau mengkampanyekan sebuah
perubahan sosial.
http://cryzzahwa87.blogspot.com/2013/04/contoh-kliping-tentang-gerakan-sosial.html
Sejumlah ahli
sosiologi menekankan pada segi kolektif dan gerakan sosial ini, sedangkan
diantara mereka ada pula yang menambahkan segi kesengajaan, organisasi dan
kesinambungan.
Definisikan gerakan
sosial sebagai: “any board social alliance of people who are
associated in seeking to effect or to block an aspect of social change within a
society” artinya, Suatu aliansi sosial sejumlah besar orang yang
berserikat untuk mendorong ataupun menghambat suatu segi perubahan sosial dalam
suatu masyarakat.
Organisasi yang
dinamis adalah organisasi yang mampu berkolaborasi dengan sekitarnya. Ketika
sumber daya yang ada dapat berkolaborasi dan berbaur dengan sekitar maka akan
tercipta sebuah gerakan yang besar dan terarah. Jika subjek-subjek yang berada
didalam sebuah wadah organisasi mampu meningkatkan kualitas diri dan mampu
meningkatkan jejaring komunikasi dan kerjasama. Tentunya konsep TriNetwork ini
akan menjadi sebuah konsep yang mampu memberikan arah perubahan yang cukup bagi
kemajuan organisasi.
Konsep
TriNetwork ini adalah sebuah ilmu yang memposisikan diri organisasi dari 3
(Tiga) aspek penting dalam dunia kemasyarakatan. Aspek tersebut adalah:
Ø
Masyarakat
SebuahOrganisasi yang mandiri harusnya memiliki sebuah tujuan agar dapat melakukan
perubahan dan tentunya harus berorientasi terhadap masyarakat. Perjuangan yang
tak berorientasi tujuan maka akan sia-sia karena tidak ada yang akan merasakan
hasil dan yang mampu memberikan sebuah respons terhadap kinerja organisasi
Ø
Pemerintah
Sebagai penguasa
dinegara adalah pemerintah, karena itu wajib hukumnya kita berkolaborasi dengan
penguasa agar kita dapat memberikan fungsi Sosial Control kita agar Policy
yang ditetapkan dapat bersinergi dengan tujuan kita. Tak lepas dari itu
kita juga memiliki peran yang sentral dalam upaya pemberdayaan masyarakat yang
tentunya merupakan prioritas dari pemerintahan untuk mensejahterakan rakyat dan
tentunya bersinergi dengan aspek yang pertama yaitu tujuan (masyarakat)
Ø Instansi
Swasta
Instansi swasta
merupakan aspek yang ketiga karena perkembangan dunia Ekonomi tak akan lepas
dari peran instansi swasta. Aspek yang menjadi sentral dan tentunya berakibat
yang sangat fatal jika ekonomi mengalami kolaps dan mengakibatkan masyarakat
menderita.
Ketiga aspek
tersebut harusnya menjadi sebuah sinergi dalam satu arah gerak dalam membuat
kebijakan organisasi yang berorientasi tujuan dan jejaring.
Konsep Dalam
Marxisme tradisional perjuangan kelas ditempatkan pada titik sentral dan faktor
esensial dalam menentukan suatu perubahan sosial. Masyarakat kapitalis dibagi
menjadi dua kelas utama, yaitu kelas proletar (kelas yang dieksploitasi) dan
kelas kapitalis (kelas yang mengeksploitasi). Oleh karena itu, dalam perspektif
ini, masyarakat terdiri dari dua unsur esensial, yaitu dasar dan superstruktur.
Unsur dasar
adalah faktor ekonomi, dianggap sebagai landasan yang secara esensial
menentukan dalam perubahan sosial. Sedangkan superstruktur, adalah faktor
pendidikan, budaya, dan ideologi yang berada di tempat kedua, karena faktor
tersebut ditentukan oleh kondisi perekonomian. Dengan demikian, menurut
pendekatan ini, perubahan sosial terkaji dikarenakan adanya perjuangan kelas,
yaitu kelas yang dieksploitasi (buruh) berjuang melawan kelas yang
mengeksploitasi (kelas kapitalis).
Dengan kata
lain, aspek esensial perubahan sosial adalah revolusi kelas buruh, dengan
determinisme ekonomi sebagai landasan gerakan sosial.
Pendekatan yang digunakan dalam Marxisme tradisional tersebut di atas mendapatkan kritikan dari beberapa tokoh antiesensialisme dan nonreduksionis, termasuk Antonio Gramsci. Mereka menolak pendekatan bahwa kompleksitas yang terjadi di masyarakat hanya direduksi secara sederhana dengan hubungan sebab dan akibat. Setiap sebab itu sendiri merupakan sebuah akibat dan demikian pula sebaliknya. Inti pemikiran Antonio Gramsci adalah konsep hegemoni, yang kaitan dengan studi tentang gerakan sosial dan perubahan sosial.
Pendidikan,
budaya dan kesadaran merupakan sesuatu permasalahan yang sangat penting dan
perlu diperjuangkan dalam perubahan sosial. Hegemoni merupakan bentuk kekuasaan
kelompok dominan yang digunakan untuk membentuk kesadaran subordinat. Dalam
perspektif Gramscian, konsep organisasi gerakan sosial dikategorikan sebagai
masyarakat sipil terorganisir. Konsep tersebut didasarkan pada analisis tentang
kepentingan konfliktual dan dealektika atau kesatuan dalam keberbedaan antara
Negara (State) dengan Masyarakat Sipil (Civil Socoety).
Masyarakat sipil
terdiri dari berbagai bentuk masyarakat voluntir dan merupakan dunia politik
utama, dimana semuanya berada dalam aktivitas ideology dan intektual yang
dinamis maupun konstruksi hegemoni. Masyarakat sipil merupakan konteks dimana
seseorang menjadi sadar dan seseorang pertama kali ikut serta dalam aksi
politik. Dengan demikian, masyarakat sipil adalah suatu agregasi atau
percampuran kepentingan, dimana kepentingan sempit ditransformasikan menjadi
pandangan yang lebih universal sebagai ideologi dan dipakai atau diubah. Dalam
konteks ini, bagi Gramsci masyarakat sipil adalah dunia dimana rakyat membuat
perubahan dan menciptakan sejarah.
Gerakan sosial
berbeda dengan perilaku kolektif yang telah dibahas terdahulu, maka gerakan
sosial ditandai dengan adanya tujuan atau kepentingan yang bersama.
Setelah
melakukan perusakan terhadap stadion, stasiun kereta api, kendaraan atau sarana
umum lainnya. Para suporter yang terlibat dalam perilaku kolektif biasanya
tidak mempunyai tujuan atau kepentingan bersama lagi dan perilaku kolektif akan
berhenti sendirinya. Hal sama berlaku pula bagi orang yang bersama-sama
melakukan pemukulan bahkan pembunuhan terhadap tersangka pelaku kejahatan. Para
remaja penggemar aktor atau seniman tertentu yang telah berdesak-desakan dalam
kerumpunan akhirnya berhasil memperoleh tanda tangan idola mereka.
http://cryzzahwa87.blogspot.com/2013/04/contoh-kliping-tentang-gerakan-sosial.html
Gerakan sosial,
dipihak lain, ditandai dengan adanya tujuan jangka panjang, yaitu untuk
menghubah ataupun mempertahankan masyarakat atau institusi yang ada didalamnya.
Contoh, gerakan mahasiswa di beberapa kota di Indonesia pada tahun 1965-1966
yang dilancarkan hampir tiap hari bertujuan perimbangan politik dan kebijakan
ekonomi pemerintah (pembubaran PKI, penurunan harga, perubahan kabinet).
Giddens (1989) dan Light, Keller dan Calhoun (1989) menyebutkan ciri lain
gerakan sosial, yaitu penggunaan cara yang berada diluar institusi yang ada.
Berbagai gerakan sosial memang memenuhi kriteria ini. gerakan mahasiswa
Indonesia pada tahun 1966 dan 1998, gerakan mahasiswa Amerika Serikat menentang
perang Vietnam, memang sering berada diluar institusi yang ada. Sebagaimana
dapat dilihat kasus di atas, cara yang digunakan memang berada diluar
Institusi, misalnya, pemogokan, pawai, unjuk rasa atau demonstrasi
tanpa izin, mogok makan, intimidasi, konfrontasi dengan aparat keamanan.
Disekitar kita
banyak terdapat macam-macam gerakan sosial. Seperti halnya gerakan buruh,
gerakan petani, gerakan mahasiswa, gerakan religius, gerakan sosial, gerakan
radikal, gerakan ideologi, dan kalau kita menganalisis secara terperinci maka
sangat banyak macam-macam gerakan sosial yang tumbuh di dalam tataran
masyarakat.
Karena keragaman
gerakan sosial sangat besar, maka berbagai ahli sosiologi mencoba
menklarifikasikan dengan menggunakan kriteria tertentu. David Aberle, misalnya,
dengan menggunakan kriteria tipe perubahan yang dikehendaki (perubahan perorangan
dan perubahan sosial) dan besar pengaruhnya yang diingginkan ( perubahan untuk
sebagain dan perubahan menyeluruh).
Membedakan empat
tipe gerakan sosial, tipologi Aberle adalah sebagai berikut:
Ini merupakan
gerakan yang bertujuan untuk merubah sebagian perilaku perorangan. Dalam
kategori ini dapat kita masukan berbagai kampanye untuk merubah perilaku
tertentu, seperti misalnya kampanye agar orang tidak minum-minuman keras.
Dengan semakin menyebarnya penyakit AIDS kini pun banyak dilancarkan kampanye
agar dalam melakukan perbuatan sek dengan bertanggung jawab.
Gerakan ini
lebih luas dibandingkan dengan alterative movement, karena yang hendak
dicapai ialah perubahan menyeluruh pada perilaku perorangan. Gerakan ini
kebanyakan terdapat di bidang agama. Melalui gerakan ini , misalnya, perorangan
diharap untuk bertobat dan mengubah cara hidupnya sesuai dengan ajaran agama.
Gerakan ini yang
hendak diubah bukan perorangan melainkan masyarakat namun lingkup yang hendak
diubah hanya segi-segi tertentu masyarakat, misalnya gerakan kaum homoseks
untuk memperoleh perlakuan terhadap gaya hidup mereka atau gerakan kaum
perempuan yang memperjuangkan persamaan hak dengan laki-laki. Gerakan people
power di Filipina atau gerakan menentang pedana mentri Suchinda di
Thailand pun dapat dikategorikan dalam tipe ini karena tujuannya terbatas,
yaitu pergantian pemerintah.
http://cryzzahwa87.blogspot.com/2013/04/contoh-kliping-tentang-gerakan-sosial.html
Gerakan ini
merupakan gerakan untuk mengubah masyarakat secara menyeluruh. Gerakan kaum
Khamer Merah untuk menciptakan masyarakat komunis di Cambidia. Suatu proses
dalam mana seluruh penduduk kota dipindahkan ke desa dan lebih dari satu juta
orang Cambodia kehilangan nyawa mereka karena di bunuh kaum Khamer Merah, menderita
kelaparan atau sakit merupakan contoh ekstrim gerakan sosial semacam ini.
Gerakan transformasi yang dilancarkan oleh rezim komunis di Uni Soviet pada
tahun 30-an serta di Tiongkok sejak akhir 40-an untuk mengubah masyarakat
mereka menjadi masyarakat komunis pun mengakaibatkan menentang diskriminasi
oleh orang kasta-kasta bawah, menengah dan atasmu mendapat di kategotikan dalam
ini karena keberhasilan gerakan mereka akan berarti pula perombakan
mendasar pada masyarakat India.
Kornblum pun
membuat klarifikasi tentang gerakan sosial, tetapi berbeda dengan Aberle, maka
yang dijadikan kriteria klarifikasi adalah tujuan yang hendak di capai.
Atas dasar
kriteria ini kornblum membedakan antara revolutionary movenment, reformist
movement, convervative movement, dan reactionary movement.
Apabila gerakan sosial nbertujuan mengubah institusi dan strafikasi masyarakat,
maka gerakan tersebut merupakan gerakan revolusioner (revolutionary
movenment).
Revolusi sosial
merupakan satu transformasi menyeluruh tatanan sosial, termasuk didalamnya
institusi pemerintah dan sistem strafikasi.
http://cryzzahwa87.blogspot.com/2013/04/contoh-kliping-tentang-gerakan-sosial.html
Revolusi di
Rusia pada tahun 1917 dan revolusi di Tiongkok pada tahun 1949 dapat dimasukan
dalam kategori ini, karena di kedua masyarakat tersebut sistem budaya, sosial,
politik dan ekonomi lama dirombak menyeluruh diganti sistem komunis. Apa yang
membedakan revolusi dengan gerakan sosial lain? Menurut Giddens, suatu revolusi
harus memenuhi tiga kriteria, antara lain:
1.
Melibatkan gerakan sosial massal
2.
Menghasilkan proses reformasi dan perubahan
3.
Melibatkan ancaman atau penggunaan kekerasan
Dengan demikian
menurut Giddens, revolusi perlu dibedakan dengan kudeta dan pembrontakan,
karena menurutnya kudeta hanya melibatkan penggantian pemimpin dan tidak
mengubah institusi politik sedangkan pembrontakan tidak membawa perubahan nyata
meskipun melibatkan ancaman atau penggunaan kekerasan.
Jika gerakan
hanya bertujuan untuk mengubah senagian institusi dan nilai, maka nama yang
diberikan Kornblum ialah gerakan reformis (reformist movement). Atas
dasar kriteria ini gerakan Boedi Oetomo yang didirikan pada tahun 1908 di
Jakarta merupaskan gerakan reformis, karena tujuan utama mereka adalah
memberikan pendidikan Barat formal kiepada putra-putri pribumi.
http://cryzzahwa87.blogspot.com/2013/04/contoh-kliping-tentang-gerakan-sosial.html
Gerakan yang
berupa mempertahankan nilai dan institusi masyarakat disebut Kornblum gerakan konsevatif
(conservative movement). Di Amerika Serikat, misalnya usaha kaum
feminis ditahun 1980-anj untuk melakukan perubahan pada konstitusi demi
menjamin persamaan hak lebih besar antara laki-laki dan perempuan (ERA
atau Equal Rights Amandment) ditentang dan akhirnya digagalkan oleh
gerakan konsevatif perempuan STOP-ERA “suatu gerakan anti feminis yang melihat
sebagai ancaman terhadap peranan perempuan dalam keluarga sebagai istri dan
ibu.
Suatu gerakan
yang disebut reaksioner (reactionary movement) manakala tujuannya
ialah untuk kembali ke institusi dan nilai di masa lampau dan meninggalkan
institusi dan nilai masa kini. Contoh yang di berikan Kornblum ialah gerakan Ku
Klux Klan di Amerika Serikat. Organisasi rahasia ni berusaha mengembalikan
keadaan di Amerika Serikat ke masa lampau di kala instituisi sosial mendukung
asas keunggulan orang kulit putih di atas orang kulit hitam (White
Supermacy).
Perubahan-perubahan
besar dalam tatanan sosial di dunia yang muncul dalam dua abad terakhir
sebagian besar secara langsung atau tak langsung hasil dari gerakan-gerakan
sosial. Meskipun misalnya gerakan sosial itu tidak mencapai tujuannya, sebagian
dari programnya diterima dan digabungkan kedalam tatanan sosial yang sudah
berubah. Inilah fungsi utama atau yang manifest dari gerakan-gerakan sosial.
Saat gerakan sosial tumbuh, fungsi-fungsi sekunder atau “laten” dapat dilihat
sebagai berikut:
1. Gerakan
Sosial memberikan sumbangsih kedalam pembentukan opini publik dengan memberikan
diskusi-diskusi masalah sosial dan politik dan melalui penggabungan sejumlah
gagasan-gagasan gerakan kedalam opini publik yang dominan.
2. Gerakan
Sosial memberikan pelatihan para pemimpin yang aka menjadi bagian dari elit
politik dan mungkin meningkatkan posisinya menjadi negarawan penting.
Gerakan-gerakan buruh sosialis dan kemerdekaan nasional menghasilkan banyak
pemimpin yang sekarang memimpin negaranya.
Para pemimpin
buruh dan gerakan lainnya bahkan sekalipun mereka tidak memegang jabatan
pemerintah juga menjadi elit politik di banyak negara. Kenyataan ini banyak
diakui oleh sejumlah kepala pemerintahan yang memberikan penghargaan kepada
para pemimpin gerakan sosial dan berkonsultasi dengan mereka dalam isu-isu
politik. Saat dua fungsi ini mencapai titik dimana gerakan sesudah mengubah
atau memodifikasi tatanan sosial, menjadi bagian dari tatanan itu maka siklus
hidup gerakan sosial akan berakhir karena melembaga.
Faktor apakah
yang menyebabkan munculnya gerakan sosial? Mengapa orang melibatkan diri kepada
perilaku kolektif yang bertujuan mempertahankan ataupun mengubah masyarakat?
Dalam ilmu-ilmu sosial dapat dijumpai berbagai penjelasan, baik bersifat
psikologis maupun bersifat sosiologis. Penjelasan yang sering dikemukakan
mengaitkan gerakan sosial dengan deprivasi ekonomi dan sosial.
Menurut
penjelasan ini orang melibatkan diri dalam gerakan sosial karena menderita
deprivasi (kehilangan, kekurangan, penderitaan), misalnya di bidang ekonomi
(seperti hilangnya peluang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokoknya: pangan,
sandang, papan). Para penganut penjelasan ini menunjuk pada fakta bahwa gerakan
sosial dalam sejarah didahului deprivasi yang disebabkan oleh sosial seperti
kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok.
http://cryzzahwa87.blogspot.com/2013/04/contoh-kliping-tentang-gerakan-sosial.html
Beberapa ahli
sosiologi, misalnya James Davies, kurang sependapat dengan penjelasan deprivasi
semata-mata. Mereka menunjuk pada fakta bahwa gerakan sosial sering muncul
justru pada saat masyarakat menikmati kemajuan dibidang ekonomi. Oleh sebab itu
dirumuskanlah penjelasan yang memakai konsep deprivasi sosial relatif.
James Davies
mengemukakan bahwa meskipun tingkat kepuasan masyarakat meningkat terus, namun
mungkn saja terjadi kesenjangan antara harapan masyarakat dengan keadaan nyata
yang dihadapi kesenjangan antara pemenuhan kebutuhan yuang diinginkan
masyarakat dengan apa yang diperoleh secara nyata.
Kesenjangan ini
dinamakan deprivasi sosial relatif. Apabila kesenjangan sosial relatif ini
semakin melebar sehingga melewati batas toleransi masyarakat, misalnya karena
pertumbuhan ekonomi dan sosial diikuti dengan kemacetan bahkan kemunduran
mendadak maka, menurut teori Davies revolusi akan tercetus.
Sejumlah ahli
sosiologi lain berpendapat bahwa deprivasi tidak dengan sendirinya akan
mengakibatkan terjadinya gerakan sosial.
Menurut mereka
perubahan sosial memerlukan pengerahan sumber daya manusia maupun alam (resource
mobilization). Tanpa adanya pergerakan sumber daya suatu gerakan sosial
tidak akan terjadi, meskipun tingkat deprivasi tinggi. Keberhasilan suatu
gerakansosial bergantung, menurut pandangan ini, padasosial manusia seperti
kepemimpinan, organisasi dan keterlibatan, serta sosial sumber daya lain
seperti dana dan sarana. Deprivasi yang dialami oleh masyarakat kita pada tahun
1966 tingkat inflasi tinggi yang dampaknya terasa pada harga kebutuhan pokok,
ketidakmampuan terhadap klebijaksanaan politik dalam negeri kepemimpinan
nasional setelah peristiwa percobaaqn kudeta “Gerakan 30 September”.
Menurut teori
ini tidak akan menghasilkan gerakan sosial berupa kebangkitan “Angkatan 1966”
apabiula ditunjang dengan pengerahan sumber daya kepemimpinan, organisasi dab
keterlibatan mahasiswa dan pelajar, dukungan moral dan materiel kekuatan dalam
TNI, dukungan berbagai kalangan masyarakat, dan peliputan oleh media massa
dalam negeri dan luar negeri.
Bab III
PENUTUP
Ø Kesimpulan
Gerakan sosial
adalah aktivitas sosial berupa gerakan sejenis tindakan sekelompok yang
merupakan kelompok informal yang berbetuk organisasi, berjumlah besar atau
individu yang secara spesifik berfokus pada suatu isu-isu sosial atau politik
dengan melaksanakan, menolak, atau mengkampanyekan sebuah perubahan sosial.
Sejumlah ahli sosiologi menekankan pada segi kolektif dan gerakan sosial ini,
sedangkan diantara mereka ada pula yang menambahkan segi kesengajaan,
organisasi dan kesinambungan.
Konsep
TriNetwork ini adalah sebuah ilmu yang memposisikan diri organisasi dari 3
(Tiga) aspek penting dalam dunia kemasyarakatan. Aspek tersebut adalah: 1.
Masyarakat, 2. Pemerintah, 3. Instansi Swasta. Gerakan sosial berbeda dengan
perilaku kolektif yang telah dibahas terdahulu, maka gerakan sosial ditandai
dengan adanya tujuan atau kepentingan yang bersama. Membedakan empat tipe
gerakan sosial, tipologi Aberle adalah sebagai berikut: a. Alterative
Movement, b. Rodemptive Movement, c. Reformative Movement, d. Transformative
Movement.
http://cryzzahwa87.blogspot.com/2013/04/contoh-kliping-tentang-gerakan-sosial.html
Fungsi-fungsi gerakan
sosial sekunder atau “laten” dapat dilihat sebagai berikut: 1. Gerakan
Sosial memberikan sumbangsih kedalam pembentukan opini publik dengan memberikan
diskusi-diskusi masalah sosial dan politik dan melalui penggabungan sejumlah
gagasan-gagasan gerakan kedalam opini publik yang dominan. 2. Gerakan Sosial memberikan
pelatihan para pemimpin yang akan menjadi bagian dari elit politik dan mungkin
meningkatkan posisinya menjadi negarawan penting.
Faktor penyebab
munculnya gerakan sosial dalam ilmu-ilmu sosial dapat dijumpai
berbagai penjelasan, baik bersifat psikologis maupun bersifat sosiologis.
Penjelasan yang sering dikemukakan mengaitkan gerakan sosial dengan deprivasi
ekonomi dan sosial. Menurut penjelasan ini orang melibatkan diri dalam gerakan
sosial karena menderita deprivasi (kehilangan, kekurangan, penderitaan),
misalnya di bidang ekonomi (seperti hilangnya peluang untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan pokoknya: pangan, sandang, papan).
Sunarto. Kamanto, Pengantar Sosiologi, Jakarta, Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004.
Nagazumi. Akira , Bangkitnya Nasionalisme Indonesia: Budi Utomo
1908-1918, Jakarta, Grafitipers, 1989.
Kornblum. William, sosiology in a Changing World, New
York, 1988.
Keller. Light dan Calhoun. Craig , Sosiology,
New York, Edisi Kelima, Alfred A. Knopf, 1989.
Jary. Julia dan Jary. David, Collins Dictionary of
Sociology, Edisi Kedua, 1995.
http//:www.google.co.id.
Contoh Kliping Gerakan Sosial, Download Contoh Kliping gerakan sosial, Makalah Gerakan Sosial, Contoh Makalah Gerakan Sosial, Contoh Makalah Sosial, Kliping tema Sosial, Makalah tentang sosial
0 Response to "Contoh Kliping tentang Gerakan Sosial"
Post a Comment
Komentari dengan meninggalkan LINK akan dihapus!